Masyarakat dan Partai Politik

Masyarakat dan Partai Politik




Kita layak mempertanyakan dan memang banyak orang yang tertarik untuk bertanya dan membalas "mengapa seseorang atau sekelompok orang tertarik untu bergabung atau untuk menyokong partai politik tertentu?, apa alasan-alasan atau hal-hal yang melatarbelakangi pilihan terhadap partai politik tertentu itu? ". Bahkan kita bisa amati bahwa ada segelintir orang yang sangat fanatik menyokong serta membela partai politik pilihannya, sampai-sampai tidak peduli kepada alasan rasional bahwa partai politik yang disokongnya itu bukanlah parpol yang baik atau bercitra positif (antara lain tokoh-tokohnnya terlibat KKN atau penyalahgunaan kekuasaan) dan bukan pula parpol yang memperjuangkan kepentingan bangsa dan negara.

Apabila hanya terdapat dua parpol, yaitu pada negara-negara yang menganut sistem dwi partai, masih lebih mudah untuk kita pahami bahwa masing-masing orang memiliki pilihan atau preferensi masing-masing untuk memilih atau menyokong salahsatu diantara dua partai politik. Namun untuk negara yang menganut sistem multi partai pun ternyata bisa memiliki pendukungnya masing-masing. Tentu ada parpol yang besar dan kuat, adapula parpol yang kecil dan lemah (gurem). Untuk parpol yang sangat lemah biasanya lambat laun akan hilang dan pudar, karena kekurangan pendukung. Namun masih masih cukup banyak parpol lainnya yang betahan sampai beberapa kali pelaksanaan pemlihan umum (berarti masih banyak serta cukup layak jumlah para pendukung masing-masing parpol).

Untuk kondisi di Indonesia pada era pasca Orde Baru, yang bisa kita simak sejak persiapan pemilu Juni 1999, dari 48 parpol yang menjadi kontestan pemilu 1999 ternyata sekitar 12 parpol yang mampu bertahan hingga sekarang ini (menjelang pemilu 2004). Contohnya Partai Amanat Nasional, Partai Kebangkitan Baangsa, Partai Keadilan Sosial, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.

Tentunya contoh diatas adalah diluar parpol-parpol yang sudah berdiri sejak masa awal Orde Baru, berdasarkan fusi pada tahun 1971 dari 10 parpol menjadi hanya tiga yaitu Golongan Karya, PPP (Partai Persatuan Pembangunan) dan PDI (Partai Demokrasi Indonesia).

Mengapa Menyokong Partai Politik Tertentu?

Ternyata masing-masing orang atau masing-masing kelompok punya preferensi sendiri untuk memilih, menyokong atau bergabung menjadi anggota parpol tertentu. Alasan-alasan atau latarbelakang itu antara lain adalah sebagai berikut :

Why people join or support specific political parties?
(Mengapa orang bergabung atau menyokong partai politik tertentu?)

Preferensi, alasan, latar belakangny adalah satu, dua, atau tiga diantara hal-hal berikut ini:
1. Its Principle (Prinsip dan Ideologinya)
2. Its Program (Misi dan Programnya)
3. Family Tradition (Tradisi keluarga, turun menurun)
4. Economic Interset (Kepentingan ekonomi/bisnis)
5. Its leader Personality (Kharisma pemimpin partai)
6. Its Religion Affiliation (Afiliasi keagamaan parpol itu)
7. To seek Political Power (Untuk mencari/memperoleh kekuasaan/kekuatan politik)
8. Its Ethnic Affiliation (Afiliasi etnis /kedaerahan/kesukuan dari parpol itu)
9. Its Geographical Based (Basis geografis/kewilayahan parpol itu)
10. Untuk gagah-gagahan (Khususnya dengan menjadi anggota parpol besar)
11. Hanya ikut-ikutan (Pengaruh lingkungan, karena bujukan teman, dan lain sebagainya)

Berdasar UU Pemilu yang terdahulu (UU No. 3 Tahun 1999) di Indonesia, tidak diperbolehkan ada parpol yang berciri/afiliasi etnik, kesukuan dan geografis (per provinsi). Tampaknya untuk UU yang baru tahun 2003 mengenai Kepartaian dan mengenai Pemilihan Umum, juga tetap menganut ketentuan seperti itu. Oleh karena itulah alasan atau latarbelakang pilihan ke-8 (ethnic affiliation) tidak bisa muncul di Indonesia, sepanjang ketentuan seperti itu masih berlaku. Contohnya tidak boleh "Partai Tionghoa Indonesia", yang kemudian mengubah nama parpol itu menjadi "Partai Bhineka Tunggal Ika" agar bisa menjadi kontestan dalam pemilu terdahulu (Juni 1999).

Sedangkan untuk preferensi ke-9 (geographical based) relatif masih bisa berlangsung, misalnya bahwa basis paling utama bagi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) adalah Jawa Timur. Walau pun PKB bukan parpol yang berbasis geografi pada daerah tertentu, tetapi paling besar jumlah pendukungnya di Jawa Timur, karena parpol ini didirikan oleh para tokoh Nahdatul Ulama (NU) yang berasal antara lain dari Jombang dan Situbondo.

Lain halnya parpol-parpol dengan afiliasi keagamaan (Preferensi ke-6). Hal ini dibenarkan menurut ketentuan UU Pemilu dan UU Partai Politik di Indonesia. Contohnya ada Partai Kristen Nasionalis (Krisna), Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB), Partai Islam Demokrat (PID), Partai Umat Islam (PUI), Partai Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia), Partai Nahdatul Umat, dan lain-lain.

Sumber, Rudy, Teuku May. 2011. Pengantar Ilmu Politik: Wawasan Pemikiran dan Kegunaannya. Bandung: PT Rafika Aditama

0 Response to "Masyarakat dan Partai Politik"

Post a Comment